Kisah Matthias Steiner mampu membuat yang mendengar maupun membaca kisahnya menitikkan air mata, atlet angkat berat ini pada awalnya adalah warga negara Austria dan pada tahun 2004 ia bisa mewakili negaranya Austria mengikuti Olimpiade Athena. Namun ia hanya mampu menduduki urutan ke-7 sehingga gagal mempersembahkan medali. Saat itu para staf pelatih angkat berat Austria sangat kecewa dengan prestasinya dan menyebutnya sebagai "Atlet yang tidak dibutuhkan"
Pada waktu kehidupannya terjatuh ke dalam jurang penderitaan, seorang gadis Jerman bernama Susann menyaksikan Steiner berpartisipasi dalam kontes angkat besi di TV. Dia kemudian meminta komentator Eurosport untuk mendapatkan alamat email-nya, sampai mereka memberikan kepadanya. Dia menghubungi Steiner, dan dia setuju untuk menemuinya di Lower Austria. Mereka berdua segera saling jatuh cinta dan menikah tak lama setelah itu dan Ia memutuskan pindah kewarganegaraan demi sang istri.
Sang istri sangat mendukung Steiner untuk meraih mimpinya, yaitu berlaga di Olimpiade Beijing 2008 mewakili Jerman. Karena adanya dukungan istri tercinta, Ia dengan penuh semangat berlatih. Sayang sekali, cobaan Tuhan datang lagi, pada tanggal 16 Juli 2007 di saat semangatnya membara dan berlatih dengan gigihnya ia mendapat kabar buruk bahwa istri tercintanya Susann meninggal karena mengalami kecelakaan lalu lintas.
Ia kembali terjatuh ke dalam jurang penderitaan yang sangat dalam, selama 4 minggu ia habiskan dengan bermabuk-mabukan. Hingga pada suatu kesempatan, saat ia sedang mabuk berat, arwah istrinya muncul dalam mimpi dan mengingatkannya akan janji dan mimpi mereka bersama, yaitu keikutsertaannya dalam Olympiade Beijing 2008 dan meraih prestasi tertinggi.
Setelah sadar dari mabuknya, Ia bertekad untuk mewujudnyatakan janji dan mimpi mereka. Setelah kehilangan 7 kilogram (15 pon) atau 8 kilogram (18 pon) berat badan, ia dapat melanjutkan latihannya dan pada tanggal 23 Januari 2008 Ia lolos kualifikasi mewakili negara barunya untuk berlaga di Olimpiade Beijing.
Agustus 2008, sampailah ia ke babak final angkat berat kelas 105 kg Olimpiade Beijing. Di kelas ini ia bersaing dengan Evgeny Chigishev (Rusia) serta juara Eropa dan dunia Viktors Scerbatihs (Latvia).
Pada waktu kehidupannya terjatuh ke dalam jurang penderitaan, seorang gadis Jerman bernama Susann menyaksikan Steiner berpartisipasi dalam kontes angkat besi di TV. Dia kemudian meminta komentator Eurosport untuk mendapatkan alamat email-nya, sampai mereka memberikan kepadanya. Dia menghubungi Steiner, dan dia setuju untuk menemuinya di Lower Austria. Mereka berdua segera saling jatuh cinta dan menikah tak lama setelah itu dan Ia memutuskan pindah kewarganegaraan demi sang istri.
Sang istri sangat mendukung Steiner untuk meraih mimpinya, yaitu berlaga di Olimpiade Beijing 2008 mewakili Jerman. Karena adanya dukungan istri tercinta, Ia dengan penuh semangat berlatih. Sayang sekali, cobaan Tuhan datang lagi, pada tanggal 16 Juli 2007 di saat semangatnya membara dan berlatih dengan gigihnya ia mendapat kabar buruk bahwa istri tercintanya Susann meninggal karena mengalami kecelakaan lalu lintas.
Ia kembali terjatuh ke dalam jurang penderitaan yang sangat dalam, selama 4 minggu ia habiskan dengan bermabuk-mabukan. Hingga pada suatu kesempatan, saat ia sedang mabuk berat, arwah istrinya muncul dalam mimpi dan mengingatkannya akan janji dan mimpi mereka bersama, yaitu keikutsertaannya dalam Olympiade Beijing 2008 dan meraih prestasi tertinggi.
Setelah sadar dari mabuknya, Ia bertekad untuk mewujudnyatakan janji dan mimpi mereka. Setelah kehilangan 7 kilogram (15 pon) atau 8 kilogram (18 pon) berat badan, ia dapat melanjutkan latihannya dan pada tanggal 23 Januari 2008 Ia lolos kualifikasi mewakili negara barunya untuk berlaga di Olimpiade Beijing.
Agustus 2008, sampailah ia ke babak final angkat berat kelas 105 kg Olimpiade Beijing. Di kelas ini ia bersaing dengan Evgeny Chigishev (Rusia) serta juara Eropa dan dunia Viktors Scerbatihs (Latvia).
Pada angkatan snatch, Steiner mampu mengangkat beban 203 kg. Namun itu hanya menempatkannya di posisi keempat. Ia mencoba menambah beban sebanyak 7 kg tapi gagal. Lebih buruknya, ia juga hampir gagal melewati lawan-lawannya saat berkompetisi di clean and jerk. Di percobaan kedua ia mampu mengangkat 248 kg. Namun itu tak cukup menjadi juara karena Chigishev mampu mengangkat hingga 250 kg. Total angkatan Chigishev 460 sedangkan ia hanya 451.
Satu-satunya peluang agar ia juara adalah ia harus menambah beban 10 kg hingga 258 kg. Belum pernah ia mengangkat beban seberat itu. Tetapi itulah harapan terakhirnya. "Saya sudah merasa kalah, tetapi mendiang istri saya jadi dorongan terbesar saya," katanya. Dan akhirnya ia berhasil merebut medali emas, pada saat berdiri diatas panggung untuk menerima medali emas ia membawa serta foto mendiang istrinya dan berkata dalam hati "sayang... medali emas ini sebagai hadiah untukmu".
0 komentar
Post a Comment