Lazada Indonesia
Fortuna (c) 2013. Powered by Blogger.

Wednesday 2 January 2013

Satu Orang Memberi Harapan Pada Banyak Orang



Pada tanggal 11 Maret 2011, gempa bumi besar dan tsunami melanda wilayah timur laut Jepang, Menyapu hanyut segalanya dan menghancurkan kampung halaman dan juga rumah milik Kenichi Kurosawa. Ia adalah pemilik perusahaan pipa saluran air yang terkenal di daerah tersebut.

Ketika tsunami melanda tepat setelah gempa bumi, Ia berpegang pada sebatang pohon pinus dan selamat. Pada malam yang gelap tanpa cahaya bulan tersebut, salju turun terus dan Ia bertahan melewati malam yang dingin membeku diantara puing bangunan yang hancur.

Saat fajar dan air mulai surut, Kurosawa mulai mencari istrinya Kayoko. Ia terus tergelincir dan terjatuh dalam lumpur yang hitam. Matanya penuh dengan air mata frustrasi saat mencari istrinya dan akhirnya menemukannya masih hidup.

Sepuluh hari kemudian, Kurosawa pergi mencari barang-barang miliknya di tempat rumahnya berdiri dulu. Sebuah gagang hitam yang sudah tidak asing terlihat dibawah puing-puing. Ia menemukan bor yang sudah lama digunakannya dalam pekerjaan sebagai tukang pipa, kotaknya pecah dan isinya penuh dengan lumpur. Kurosawa memegang bor tersebut dengan penuh emosi mendalam dan membersihkan lumpurnya.

Sejak gempa bumi, Ia sudah bertempur melawan perasaan tidak berdaya di dalam hatinya, namun dengan bor di tangan, Ia merasa seolah-olah harapan telah mulai terbit dari bawah tumpukan puing-puing.

Tidak ingin dihancurkan oleh perasaan tidak berdaya, Ia memutuskan untuk membuat sebuah papan tanda yang besar sebagai bukti tekadnya untuk kembali bangkit. Dua orang teman Kurosawa membantunya mengumpulkan papan-papan sisa dengan beberapa skrup yang mereka temukan di reruntuhan. Dengan doa tulus untuk rekonstruksi, mereka mulai melukis kata-kata “Ganbaro! Ishinomaki!” (Ayo kita terus maju! Ishinomaki!).

11 April tepat satu bulan setelah hari yang fatal itu, papan tanda berukuran 1,8 m x 10 m tersebut dapat terlihat di kota yang telah hancur itu, berdiri diatas reruntuhan rumahnya.  Kurosawa berpikir, semua orang bergulat dengan rasa putus asa, kesedihan dan ketidakberdayaan. Jika papan yang dibuatnya bsa membantu meski hanya satu orang untuk merasakan secercah harapan, Ia akan merasa gembira.

Sepanjang tahun, banyak orang telah menyatakan rasa terima kasih mereka atas papan tanda tersebut, mereka benar-benar tersemangati olehnya dan telah memberikan mereka keberanian untuk terus maju. Sejumlah Koran di seluruh negeri mencetak foto dari papan tanda tersebut, yang telah menjadi simbol dari semangat tidak terkalahkan dari Ishinomaki. Kurosawa menyadari bahwa selama masa-masa sulit, sangatlah penting bahwa kita mengambil satu langkah maju. Ia bertekad mengubah penderitaan menjadi kekuatan.

0 komentar

Post a Comment